Berjalan Bersama, Gereja Kecil, dan Ikrar Soto Anang


Lagu gambang kromong ala Benyamin S  Di Sini Aje (Nasi Timbel) itu dinyanyikan dengan semangat. Sampai berkat perutusan pun dinyanyikan dengan nada lagu yang sama…

“Dek, Romo berkati, Dek!” ajak Romo Wartaya SJ.

“Siap Mo, kami diutus.. nyok kita semua eh diberkati!” seru semua peserta. Senyum mengembang di mana-mana. Ada kegembiraan yang menular. Rasa syukur dan tentu saja keterlibatan.

Lautan Pantun
Romo pun memberkati 40- an pasangan pasutri sebagai penutup acara Temu SKK Lingkungan, acara yang diselenggarakan oleh Seksi Kerasulan Keluarga (SKK) Paroki Santo Servatius, Minggu 29 Mei 2022 tersebut.

Acara Temu SKK bertema Rumah Gembala Baik yang Murah Hati tersebut bertaburan pantun sejak awal acara. Mpok Arsi & Bang Thomas, Mpok Maya , dan Bang ‘GP’ Theo. Kuartet pembawa acara itu senantiasa membubuhi pantun pada setiap momen. Bahkan Bang Yepta Noron pun, saat diminta memimpin doa, juga memulainya dengan beberapa untai pantun.

Berjalan Bersama
Romo Wartaya SJ dengan gayanya yang khas memberi wejangan tentang keluarga yang memberi sukacita buat keluarga itu sendiri maupun orang-orang di sekitarnya.

Bang Sulis bersama Mpok Ully, pasangan Ketua SKK, mengawali acara yang mengedepankan ‘berjalan bersama’ itu dengan menyampaikan bahwa keluarga adalah gambar kasih Allah dalam persekutuan. Dengan balutan pantun, mereka memaparkan tugas dan tanggung jawab SKK, yang di antaranya adalah memberi pembinaan kepada keluarga-keluarga agar dapat mewujudkan nilai-nilai iman katolik, memfasiliasi pendampingan terhadap keluarga yang mengalami masalah, dan masih banyak lagi.

Di sesi berikutnya, Bang Eko dan Mpok Heni, berbalut lagu gambang kromong, juga mengajak peserta untuk Berjalan Bersama dalam mendengarkan pasangan pasutri yang tengah menghadapi tantangan dalam kehidupan berkeluarga mereka. Di sesi terakhir, Bang Leo dan Mpok Dita memberi kesaksian tentang melayani gereja sebagai pasangan.

Gereja Kecil
Diskusi kelompok membuat suasana acara menjadi semakin segar, apalagi sebelumnya para peserta sudah menyantap soto Bang Anang, yang rasanya sangat dikenal oleh warga paroki Santo Servatius. Pertanyaan sebagai modal diskusi adalah ‘mengapa SKK Lingkungan harus dibentuk?” dan “Bagaimana tugas-tugas SKK Lingkungan?”. Saat presentasi, jawaban para kelompok ternyata sangat tajam. Mereka tidak hanya berhenti pada hal-hal normantif tentang keluarga, namun bersiap untuk mendengarkan pasangan yang tengah menghadapi tantangan, dan tentu saja disertai keyakinan bahwa keluarga adalah semacam pusat Gereja, atau gereja kecil. Kelompok-kelompok tersebut bersiap untuk tidak pilih-pilih, melainkan melayani dengan tulus.

Ikrar Soto Anang
Ketulusan para pengurus SKK Lingkungan tersebut terasa nyata, senyata ikrar yang disampaikan Bang Anang, saat ngobrol diajak ngobrol ringan soal kesetiaannya kepada Paroki Santo Servatius. “Saya kagak pilih-pilih, meski itu kelompok kecil atau pesanan besar, siapa duluan ya saya layani duluan. Itu ikrar saya!”

 

(ep/skk paroki kampung sawah santo Servatius)

Woiii, umat Paroki Servatius. Kalo pada punya berita apa kek, poto apa kek, kegiatan apa kek, mao nyang lingkungan, apa nyang kategorial bisa ditongolin di media, kirim aja ke : parokisantoservatius@gmail.com