Seksi Kerasulan Keluarga (SKK) St. Servatius: Kompak Menstimulasi Bahagia


Seorang peserta Kursus Membangun Rumah Tangga (MRT) bertanya, "Kalau setelah kursus ini, saya ganti pasangan, apakah sertifikat (tepatnya Buku MRT) ini tetap bisa saya pakai untuk menikah?"
Sambil tersenyum geli, Mas Yosef Dwi Sulistiantoro, sang ketua SKK menjawab ringan,"Di buku itu kan ada foto anda dan pasangan anda. Kalo orangnya beda, ya tidak bisa dong!"

Meski SKK adalah seksi yang kegiatan rutinnya sangat padat, nyaris sebulan sekali, kami tetap melayani dengan ketulusan, kegembiraan, dan kekompakan yang kami punya. Seolah kami punya prinsip seperti lirik lagu John Denver,"We'll do anything to keep you satisfied. We love you more than anybody can!" 
MRT tetap menjadi perhatian utama kami, karena kami sadar MRT menyiapkan gereja kecïl, ke?uarga. Memang tidak mudah. Maka kami, dengan tetap mengedepankan kegembiraan, harus sangat berhati-hati!


Bayangkan, dahulu pernah dijumpai "Joki kursus perkawinan". Kini sudah ada pasangan beda agama yang menikah dengan tatacara katolik sebagai jalan pintas, karena terasa mudah, dan tidak dikatolikkan. Bahkan ada pula yang ikut MRT, kanonik, menikah secara katolik, tapi dalam tempo beberapa bulan, langsung berpindah keyakinan mengikuti agama pasangan. Kemudian anaknya sejak lahir sudah dibentuk seturut agama pasangannya tersebut. 

Maka, SKK terus berjaga dengan kehati-hatian. Dengan cinta. Kami sadar, lewat MRT, kami mendampingi mereka membibit tanaman cinta untuk membangun keluarga kristiani.

"Keluarga, tempat kegembiraan dirayakan, tempat luka-luka dïsembuhkan."

 

Eko Praptanto

Woiii, umat Paroki Servatius. Kalo pada punya berita apa kek, poto apa kek, kegiatan apa kek, mao nyang lingkungan, apa nyang kategorial bisa ditongolin di media, kirim aja ke : parokisantoservatius@gmail.com