Misa Natal Bersama Narapidana Di Lapas Bulak Kapal Kota Bekasi
Masih dalam perayaan suasana hari natal, jadwal tahunan untuk mengunjungi umatnya secara khusus mereka yang ada di Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) Gereja Santo Servatius,Kampung Sawah kali ini (19/01/2019) mengunjungi Lapas Bulak Kapal Kota Bekasi dengan mengadakan misa natal bersama para narapidana.
Adapun kelompok-kelompok umat yang ikut hadir dalam acara tersebut antara lain ada PSE Gereja Santo Servatius,Kampung Sawah , WK Gereja Santo Servatius,Kampung Sawah, HAAK Gereja Santo Servatius,Kampung Sawah, Marius Gereja Santo Servatius,Kampung Sawah, Dewan Paroki Gereja Santo Servatius,Kampung Sawah, OMK Gereja Santo Servatius,Kampung Sawah, KEP Gereja Santo Servatius,Kampung Sawah, Bagian kekarya Gereja Santo Servatius,Kampung Sawah dan Romo Ferdy (19/01/2019).
Dipimpin Pastor Ferdy, SJ, perayaan ekaristi memperingati kelahiran Yesus Kristus ini berlangsung khidmat. Tak kurang dari 100 napi ditambah petugas Lapas yang beragama nasrani tampak khusuk mengikuti misa yang digelar hari ini.
Pastor Ferdy, SJ mengutip pesan dari tokoh Fransiskus Xaverius "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?". Pastor Ferdy, SJ dalam homili berharap dan berpesan para warga binaan tetap sabar menjalani hukuman ini dengan rasa selalu bersyukur.setelah melaksanakan misa, terdapat beberapa hiburan dari para narapidana, dari bu utami dan kawan - kawan yang membuat keadaan menjadi bergoyang dan gembira.
dan akhir kata kita dapat mengambil makna dari kunjungan ke Lapas Bulak Kapal Kota Bekas, "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." (1 Tesalonika 5:18). Kalimat '...dalam segala hal' berarti di segala keadaan, baik atau tidak baik, dalam kelimpahan atau kekurangan, ada masalah atau semua berjalan dengan baik, kita harus bisa mengucap syukur, karena inilah yang dikehendaki Tuhan! Pengalaman hidup bangsa Israel di masa lampau kiranya menjadi peringatan bagi semua orang percaya. Meski hari lepas hari selama menempuh perjalanan di padang gurun mereka telah mengecap kebaikan Tuhan, mengalami pertolongan Tuhan secara ajaib, namun kesemuanya itu tidak membuat mereka berubah. Yang keluar dari mulut mereka bukannya ucapan syukur melainkan omelan, gerutuan, keluh kesah dan persungutan. Bahkan mereka selalu saja membanding-bandingkan keadaan saat masih berada di Mesir, padahal di sana mereka tak lebih hanyalah budak. "Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih. Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apapun, kecuali manna ini saja yang kita lihat." (Bilangan 11:5-6).
untuk video bisa kunjungi : https://youtu.be/k8u3OApl7qw
Gregorius Aldi Bagaskoro
Woiii, umat Paroki Servatius. Kalo pada punya berita apa kek, poto apa kek, kegiatan apa kek, mao nyang lingkungan, apa nyang kategorial bisa ditongolin di media, kirim aja ke : parokisantoservatius@gmail.com