Workshop Dekorasi Altar Ramah Lingkungan


Ibu Mona mempraktikan penataan tanaman - Foto : Komsos St. Servatius

Seksi Liturgi Paroki Kampung Sawah mengadakan workshop dekorasi altar ramah lingkungan. Acara tersebut berlangsung pada Minggu 5 November 2017 di Aula Servatius. Puluhan Peserta yang merupakan perwakilan dari berbagai lingkungan, hadir dalam acara ini. Terdapat tiga narasumber yang menyampaikan materi yaitu Ibu Kartini, Ibu Mona, dan Pak Santo.

Sesi pertama disampaikan oleh ibu Kartini. Beliau merupakan anggota Divisi lingkungan hidup KAJ. Diakuinya bahwa materi dengan judul Spiritualitas Dekorasi Altar Ramah Lingkungan tersebut berasal dari Romo Andang. Dari penjelasan Ibu Kartini dapat diketahui bahwa dalam menghias altar ternyata harus memperhatikan aturan-aturan liturgi. Sebagai contoh, hiasan altar tidak boleh mengganggu pandangan dan tata gerak petugas liturgi.

Lebih lanjut, dekorasi altar memiliki tujuan yaitu memberi nilai tambah altar dalam peran sebagai sarana doa dan mengingatkan umat bahwa bumi dan seisinya adalah karya Allah. Maka dari itu bahan-bahan yang digunakan dalam menghias altar seharusnya mendukung kelestarian alam. Untuk mendukung hal tersebut, Ibu Kartini menekankan agar lebih memprioritaskan penggunaan tanaman hidup. Bunga potong bisa digunakan secukupnya saja. “Hindari penggunaan oasis atau floralfoam, karena bahan styrofoam sulit hancur” lanjut Ibu Kartini. Hal menarik lainnya adalah Ibu Kartini memaparkan mitos-mitos terkait menghias altar. Salah satu contohnya adalah persepsi bahwa bunga potong yang mahal sebagai ungkapan sempurna cinta pada Allah. Hal semacam itu yang harus dihapus dari persepsi kita. Tak ketinggalan Ibu Kartini memberi tips untuk menambah koleksi tanaman gereja.

Acara kemudian memasuki sesi kedua. Ibu Mona yang kali ini menjadi narasumber. Dia juga anggota Divisi Lingkungan Hidup KAJ dan tinggal di Paroki Keluarga Kudus Rawamangun. Pada sesi ini, Ibu Mona menunjukkan tanaman-tanaman yang bisa dipakai untuk menghias altar. Menurutnya, tanaman pot yang dipakai tidak harus berat, mahal, dan banyak. Tanaman apapun bisa dipakai asalkan tidak berbau. Selanjutnya, ia mempraktikan bagaimana menata tanaman tersebut untuk keperluan hias altar. Ibu Mona menekankan bahwa menghias altar itu bukan membuat taman seperti di rumah. Jadi gunakan tanaman secukupnya saja. Kemudian ditunjukkan juga barang-barang aksesoris yang bisa menambah estetika hiasan altar.

Di tengah acara, Romo Ipung menyampaikan sambutan. Beliau menegaskan agar hiasan altar jangan minimalis tapi estetis.

Sesi terakhir disampaikan Aloysius Susanto atau biasa dipanggil Pak Santo. Beliau tinggal di Paroki Blok B. Pada awal presentasinya, ditampilkan tiga tanaman berwarna-warni. “Tanaman apa saja itu ?” Tanya beliau. Para Peserta mencoba menjawab dan benar. Tanaman-tanaman itu adalah Andhong, Puring, dan Jambe. Selanjutnya beliau membahas berbagai jenis tanaman, mulai dari kategori pohon, setengah pohon, perdu, lian, hingga ground cover. Terdapat pula pembahasan mengenai hal-hal yang diperhatikan dalam memilih tanaman pot serta tata altar yang sudah diatur dalam Pedoman Umum Misale Romawi (PUMR) yang kurang lebih sama seperti yang Ibu Kartini sampaikan di sesi pertama.

                                          Peserta Workshop Dekorasi Altar

Selama acara berlangsung, para peserta antusias menyimak penjelasan dari ketiga narasumber. Beberapa diantaranya terlihat merekam atau mengambil gambar menggunakan gawai mereka. Ketika dibuka sesi pertanyaan, peserta aktif bertanya. Ada juga yang mencoba menata tanaman, ketika diberi kesempatan di sesi kedua.

Setelah tiga narasumber tampil, Ibu Ruli kemudian sedikit menjelaskan mengenai manfaat tanaman daun kelor. Hal itu dilakukan untuk memberi pemahaman  kepada peserta  karena mereka akan diberikan bibit tanaman tersebut. Jadi bibit yang dibawa pulang tersebut tidak di sia-siakan.  Acara ditutup dengan makan siang bersama.

Dengan adanya workshop ini, semoga umat Paroki Kampung Sawah semakin terampil dan kreatif dalam menata dekorasi altar dengan tetap memperhatikan aturan liturgi. 

Raimundus Brian Prasetyawan

Woiii, umat Paroki Servatius. Kalo pada punya berita apa kek, poto apa kek, kegiatan apa kek, mao nyang lingkungan, apa nyang kategorial bisa ditongolin di media, kirim aja ke : parokisantoservatius@gmail.com